Our Feeds

Selasa, 20 Maret 2018

CSRRUIISEIPAKNING

Kilau Nanas Hutan Gambut Sei Panking Buah Berkah dari Musibah

Jakarta, BusinessNews Indonesia—General Manager Pertamina RU II Production, Otto Gerentaka, mengatakan sejak Program Pengembangan Kawasan Pertanian Nanas Terintegrasi dilakukan, tahun 2017  terjadi peningkatan lahan pertanian nanas seluas 4,5% dengan potensi pendapatan kelompok mencapai Rp 20 juta per bulan. Itu dari penjualan hasil pertanian dan produk olahan nanas.
Otto menjelaskan dalam keterangan pers (17/10/2017) bahwa program itu berlangsung di Sei Pakning (Kabupaten Bengkalis, Riau) yang sebelumnya dilanda kebakaran seluas 6  hektar.
Sebelumnya, dari lahan tiga hektar dengan tiga orang petani dan 10 orang petani penggarap, hasil panen mencapai 10.000 buah per hektar dengan kualitas grade A-B (85%), dan C (15%). Total pendapatan kelompok dari penjualan mencapai Rp 17  juta per panen.
“Hingga saat ini, upaya budidaya tanaman produktif cukup menjanjikan dan tahun yang akan datang diproyeksikan luasnya menjadi 15 hektar. Pertamina berharap muncul Sentra Pertanian Nanas Gambut yang dapat menjadi ciri khas di wilayah Sungai Pakning,” kata Otto.
Samsul, ketua Kelompok Tani Tunas Makmur yang menjadi mitra binaan Pertamina membenarkan fakta itu. Ia bahkan mengakui bahwa sejak program ini diinisiasi oleh Pertamina, masyarakat menjadi lebih termotivasi untuk mengalihfungsi lahan semak menjadi pertanian nanas karena ada nilai tambah yang didapatkan cukup besar.
Kelompok Tani Tunas Makmur yang dipimpinnya beranggotakan 27  orang. Kelompok laki-laki sehari-hari menjalankan kegiatan pertanian, sementara kelompok perempuan memproduksi produk nanas olahan. Produk unggulan kelompok tani mereka adalah keripik nanas gambut dan manisan nanas.
Di awal alih fungsi lahan tahun 2015, masyarakat termasuk Kelompok Tani Tunas Makmur melakukan kegiatan pengelolaan lahan dengan memanfaatkan lahan yang bersifat kritis menjadi bernilai produktif.

SEBELUMNYA
Next Post »